Menjadi Pengajar dan Wirausaha
Semenjak kuliah tahun 2012, aku sebenarnya sudah belajar berwirausaha. Menjajakan buku, kaset CD Islami anak-anak di sekolah, pinggir jalan, pengajian, di emperan, dan masjid agung. Lalu, uang yang di dapatkan Alhamdulilah di bagikan merata karena waktu itu aku hanya ikut temanku berdagang keliling. Lanjut di tahun 2015-2016, di Medan lalu kembali ke Bandung aku menjual kerupuk bal-balan yang dibeli di daerah sekitar Jatinangor. Jarak dari Banjaran ke Jatinangor bukanlah jarak yang dekat. Namun aku harus menempuh itu sebagai upaya menyambung nafas kehidupanku dan keluarga kecilku saat itu. Pengalaman dari berdagang tersebut mengasah beberapa hal dalam hidupku. Kesabaran, ketekunan, dan anti gengsi, karena berdagang merupakan usaha dan ikhtiar yang mulia mengikuti jejak Nabi Muhammad yang levelnya sudah dilapisan atas, ya pebisnis katakanlah. Sedangkan aku masih berdagang dan menuju level pebisnis. Aamin
Di tengah pandemi global Covid-19, dan tingkat kesulitan ekonomi yang cukup berat. Akhirnya mendorong aku untuk kembali berwirausaha secara serius. Merintis kembali usaha untuk dapat menghidupkan diri, keluarga, umat, masyarakat, dan dunia Islam jauuuh kaliii yaa.. Iya aku berwirausaha tidak hanya sekedar menghidupi diri (dalam artian materialisme duniawi saja) tapi menghidupkan diri, masyarakat, dan dunia Islam. Dimana aku harus memiliki uang untuk bisa menyelesaikan karya tulisku, membuat jurnal, membuat karya-karya lain yang harus di support oleh finansial. Mungkin, agak sulit ketika aku sedang menulis tapi keluargaku belum makan, atau kantongku kosong untuk mengisi bensin motor berkeliling ke mana-mana.
dan Inilah usahaku saat ini; (tanpa berbasa-basi lagi) 👀😁😂
Jangan lupa beli yaa...
Wassalam
Comments
Post a Comment